Saturday 28 November 2009

Nekat Di Ujung Penantian I


Dulu aku pernah cerita tentang dilematisnya kondisi perusahaan ku menangani problematika keuangan yang dimanage dengan tidak apik oleh bos ku. Cash-flow jadi tidak jelas. Hutang terhadap hampir seluruh supplier belum terbayarkan. Ironisnya, nyaris ada yang sampai 1 tahun tidak terbayar, dari termin 2 bulan maksimal yang diberikan mereka. Kas besar, jelas tidak pernah tahu real keberadaannya atau recordnya. Apakah masih ada atau memang sudah tidak ada sama sekali karena limit/penggunaan yang sudah mencapai nilai platform yang diberikan pihak Bank.

Sementara itu,, perusahaan harus tetap jalan. Para kariditur (customer) harus tetap mendapatkan suply barang. Para karyawan harus tetap mendapatkan gaji dan uang makan. Mungkin itu agenda/program pertamaku pada saat itu. Agenda yang harus aku perjuangkan, dimana para supplier sudah tidak mau lagi memberikan barangnya sebelum nota-nota yang tertunggak dibayarkan. Agenda yang harus aku jalani, dimana bos kini sudah tidak lagi berbuat apa-apa. Bahkan, datang ke kantorpun sudah jarang. Malah, akhir-akhir ini sudah tidak pernah datang lagi. Hampir 1 bulan dia tidak pernah menginjakan kakinya ke kantornya ini. Sungguh ironi memang. Kami semua berharap andilnya ada pada saat kondisi seperti ini. Kita semua berharap, dia mampu menyelesaikan keterpurukan situasi perusahaan ini. Namun yang didapat hanya sebuah penantian tak berujung.

Dengan segala keterpurukan dan penantian ini, aku mencoba nekat mengambil alih pimpinan dan berinisiatif melanjutkan eksistensi perusahaan. Dengan agenda yang telah aku sebutkan tadi, aku mencoba melobi beberapa supplier baru dan supplier lama yang tidak bermasalah untuk menyuplai barang pada kami. Alhamdulillah, aku telah mendapatkan 2 supplier baru dan 2 supplier lama yang mau berinteraksi dan percaya dengan kami. Walaupun kontribusi mereka hanya mampu meng-cover 40% kebutuhan perusahaan, aku masih harus tetap bersyukur. Setidaknya, loncatan pertamaku ini bisa membuat laju perusahaan bergerak.

Minggu pertama adalah sebuah harap dari para supplier tadi untuk mengirimkan barang-barang yang telah aku order. Berharap bahwa kebutuhan yang 40% tadi dapat tersuplai pada minggu ini. Sayangnya, dipenghujung minggu, pengiriman mereka hanya kami dapat sekitar 10% saja dari nilai PO. "Walah...!!!" batinku.

"Hmm.. mungkin memang stok mereka lagi kosong kali yah..?!", begitu gumamku menghubur diri.

Minggu kedua, aku mulai menjual dan mengirimkan beberapa pesanan/order kariditur (customer) yang sudah menumpuk dengan barang seadanya, sambil tetap menunggu supplai susulan dari para supplier tadi. Banyak keluhan yang keluar dari para kariditur atas pesanan yang mereka minta. Namun aku berusaha menjelaskan tentang keberadaan barang yang lambat dari para supplier. Aku sendiri tidak menyampaikan kondite perusahaanku yang bermasalahkan? Apa kata mereka nanti.. Bisa-bisa mereka akan beralih ke tempat lain dan justru menambah buruk keadaan. Tapi, aku sendiri yakin bahwa dengan kondisi seperti ini, dimana supplai untuk mereka (kariditur) tidak terpenuhi, akan ada langkah buat mereka untuk beralih. Minimal mereka akan membagi konsentrasi pembelian barang pada tempat lain selain tempatku. Wajar saja bukan? Toh mereka juga harus survive. Dan hal itu aku amini dan aku maklumi.
Dipenghujung minggu kedua inipun, ternyata asupan dari supplier belum juga muncul.. "Berabe nih..!!", pikirku. Tanpa ba-bi-bu lagi, aku langsung menelpon para supplier itu. Ini salah satu cuplikan dari percakapan via telepon pada salah satu supplier baru. SMJ (sinar mentari Jaya) yang berlokasi di Jatinegara.

Aku  : "Halo pak..,, Kok barang-barang pesenan saya belum datang semua yah?"
SMJ : "Sebelumnya saya minta maaf nih pak Andi.. Apa pak Andi yakin bisa membayar barang-barang yang akan saya berikan?"
Aku  : "Loh.. bukannya terminnya 1,5 bulan pak? Ini kan baru 2 Minggu?"
SMJ : "Iya sih memang.. Tapi yang saya maksud bukan barang-barang yang minggu kemaren saya kirim pak.., tapi barang-barang selanjutnya? Bukan apa-apa pak, saya sudah banyak mendapat aduan dari para sales yang kebetulan bertandang ke tempat saya. Mereka mengatakan bahwa perusahaan bapak bermasalah dengan keuangan. Terus terang saya jadi khawatir... hehehe"

WALAH...!!! Ternyata itu toh masalahnya..! Begitu hebatnya jaringan penjualan di kota ini. Sehingga kesulitan keuangan perusahaanku mampu menulari supplier-supplier baru melalui getok tular para sales.

"PR baru lagi nih...", batinku.

Akhirnya, pada minggu ketiga, aku mencoba merubah teknik pembayaran gaya termin lama. Aku men-split  total sebuah nota berdasarkan harian. Dan langsung aku bayarkan ke mereka (suppliers) ketika terkumpul pada hari selasa dan kamis dari setoran kariditur setiap harinya. Sehingga jumlah pembayaran tidak akan besar pada hari jatuh-temponya. Dan sangat jelas, misinya adalah memberikan image baik kepada para supplier itu. Aku tahu bahwa hal ini tidak lazim. Namun aku tetap harus mendapatkan prestisi dan kepercayaan para supplier tersebut.

Sungguh tepat teknik yang aku lakukan tentang gaya pembayaran baru ini. Hasilnya adalah para supplier sangat lancar memberikan barang-barang mereka sesuai PO yang aku berikan. Hmm... Aku terus melakukan order hingga kebutuhan perusahaanku tercover hingga mencapai 60% hanya dalam waktu 2 minggu saja.

Sayangnya aku terlalu terlena dan emosional. Aku lupa melakukan budgeting. Aku lupa bahwa ketika aku nekat mengambil alih perusahaan, aku tidak dibekali modal dalam bentuk uang cash. Aku lupa bahwa di dunia per-kariditan, ada sebuah nilai rasio permodalan dimana jumlah omset per-tahun dikalikan 2. Hal ini lepas dari perhitunganku tatkala aku melihat kembali agenda dari tabel pembayaran supplier yang nyaris menanjak dari pendapatan setoran para customer per minggunya. Ya Allah.... Batinku.

Ada PR besar yang kini aku hadapi. PR yang harus segera aku pecahkan dalam waktu 20 hari dari sekarang. Nyaris seharian aku menatapi layar komputer yang berada di meja kantorku dalam rangka melihat tabel-tabel agenda pembayaran supplier. Hingga pada sore hari, dimana gema-gema takbir IDUL-ADHA berkumandang, aku memerintahkan 1 orang anak buahku untuk melakukan penjualan aset yang berada didaerah yang dimiliki perusahaanku. Dengan sebuah harapan penuh, aset tersebut dapat terjual dalam waktu yang relatif singkat ini. Semoga saja, di tengah gemuruh takbir, ada sebuah doa yang bisa mengeluarkan kami dari kesulitan ini... Amin..Ya Rob..








Tuesday 24 November 2009

Back-Link Yuk ?!

Award dari mas Hartohadi
Hehehe... Pasti bingung yah liat deretan para Blogger diatas. Itu adalah para Blogger yang ikut arisan berantai.. Wekh !! Yah Bukanlah.. (Walau agak mirip2 sih.. xixi)..
Deret blog diatas adalah sebuah deret susun yang berguna buat meningkatkan traffict blog2 yang terdaftar dan tentunya berimbas dan berguna untuk traffict blog kita juga.. (Liatkan ada link Blog aku di no.10)..

Kita menyebutnya Award....,,

Aturannya begini :
Sebelum anda meletakkan link di atas, anda harus menghapus peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Yang tadi nomor 2 jadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link anda sendiri di bagian paling rendah (nomor 10). Tapi ingat ya, kalian semua harus fair dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalah 1.953.125. Nah, silahkan copy paste saja, dan hilangkan peserta nomor 1 lalu tambahkan link, blog/website anda di posisi 10. Ingat, kamu harus mulai dari posisi 10 agar hasilnya maksimal. Karena jika kamu tiba2 di posisi 1, maka link kamu akan hilang begitu ada yang masuk ke posisi 10.”


Ketika posisi kamu 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jml backlink = 5
Posisi 8, jml backlink = 25
Posisi 7, jml backlink = 125
Posisi 6, jml backlink = 625
Posisi 5, jml backlink = 3,125
Posisi 4, jml backlink = 15,625
Posisi 3, jml backlink = 78,125
Posisi 2, jml backlink = 390,625
Posisi 1, jml backlink = 1,953,125

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang kamu inginkan. Dari sisi SEO kamu sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan efek sampingnya jika pengunjung web para downline kamu mengklik link itu, kamu juga mendapatkan traffik tambahan.
(Dipetik dari blog mas Hartohadi)

Aku sendiri,, sengaja meletakannya di Sisi Bar agar temen2 yang berkunjung ke blog-ku bisa lihat Award yang sudah terurut itu.. So,, mau ikutan ber-traffict N Award-an Ria..?? Silahkan ikuti perturannya.. Monggo...


Ini gambar award yang diberikan Bos hartohadi langsung pada saya :

Kerenkan.... :-)
Yuk teruskan banner award diatas ke yang lain..

Friday 20 November 2009

Sprei Pertama ^^

Melihat judul ini, mungkin ada yang punya persepsi aneh2.. hehehe... Tapi yang jelas ini bukan hal aneh kok. Iya., ini adalah cerita tentang pertama kalinya aku berhasil menjual sprei di dunia online. Sprei dari Sandy Collection dengan type Diamond. Loh kok, kenapa sprei duluan yang terjual? Bukannya dulu promo 'Handuk Glitter' yang gencar dilakukan secara Online? hehehe...

Pertama, mungkin karena supplier sprei lebih mudah ditemui dan sangat coorporatif. Dari pertama aku tanya2 tentang detail produk, baik melalui sms maupun telepon, Ibu Ami (si 'supplier' ini), menjawab segala pertanyaan ku secara responsif. Mulai dari motif dan tipe sprei sampai dengan harga2 dari produk itu sendiri. Sehingga membuat aku yakin untuk bisa memasarkan sprei sandy ini terlebih dahulu dan jadi ga' takut kalau2 ga' ada barangnya ketika ada order dari pembeli online.

Kedua, aku ga' perlu Stok. Kalo ada yang minta type tertentu, tinggal aku konfirmasi Ibu Ami untuk ketersediaan barang tersebut. 'Nothing to Loose'. Trus enaknya lagi, bisa beli satuan dengan harga grosiran. Hehehe.. Ajib'kan ?! Berbeda dengan supplier2 lain yang mengharuskan kita membeli dalam jumlah tertentu (kuantiti) untuk bisa mendapatkan harga grosiran tersebut. Kalaupun ada, pasti kendalanya adalah Ongkirnya (ongkos kirim). Kadang2, harga barang yang kita beli, nilainya jadi lebih besar setelah ditambah ongkir tersebut. Repotkan? Mau jual berapa ke Customer? hehehe.. Mungkin ilustrasinya gini.., barang yang mau kita jual,1 Pcs handuk, harga pasarannya Rp. 70,000.- , trus anggap saja kita mendapat harga grosir sebesar Rp. 60,000.- karena ada biaya pengiriman (semisal Rp. 20,000/Pcs), maka harga beli kita akan terhitung   Rp. 80,000.-/Pcs

Beli dari Supplier = Rp. 60,000.-/Pcs
Ongkir = Rp. 20,000.-
Total HPP(Modal) = Rp. 80,000.-

Trus mau ambil untung berapa? Rp. 1,000 ? Rp. 5,000 ? xixixi... Udah tau kan akhir nilai jualnya..! Itu udah jelas melebihi harga pasaran bukan? Kecuali kita bermain dalam jumlah yang besar. Yang mungkin bisa menekan biaya pengiriman/Ongkir. Lah wong ini baru skala 1-an kituh..(sunda-jawa neh..!)
Trus mungkin tragisnya lagi, pembeli kita dari luar daerah yang bisa nyedot Ongkir sebesar Rp. 30,000.- Hahaha.. makin ga karuan aja nilai jualnya. Pusingkan liat itung2an. Ya Sama.... Hiks

Patah sudah istilah / Jargon marketing yang menyatakan,

"Untuk melakukan pemasaran hebat, jangan pernah berhitung... Jual Jual dan terus lakukan penjualan.."
(Ini Aku kutip dari sebuah seminar MLM yang sempat aku ikuti beberapa waktu lalu. Nama MLM-nya.... Hmmm... Mau Tau Aza.. hehehehe)

Kalo merunut dari angka2 diatas, Yah bonyok Om..!!! Sapa juga yang mau jualan nombok.. Kecuali, barang yang kita jual itu sifatnya Unik dan tidak pasaran. Semisal, Guci antik, Batu Antik, Sepeda Antik, Handuk Antik.. Wekh..?! Emang ada Handuk Antik? xixixi.... Mungkin Handuknya pake remote kali yah..! Ato Handuk yang pernah dipake sama artis ternama. Mc Jackson Misalnya.. hehehe..

Mungkin yang bener Jargonnya gini kali yah,

"Untuk melakukan pemasaran yang hebat, jangan pernah diam.. Jual Jual dan terus jual selagi Untung..."
(Versi aku.. xixixi)

Kalo itu,, aku setuju... !! Hidup Untung.. !! Hehehe...

Mungkin ada benernya juga yang diusung oleh 'Hukum Ekonomi'. Jarak (where) bisa menjadi penentu nilai sebuah harga barang. Hayah.. Mau curhat kok jadi MODING (Moderator Dinding)...

Ketiga, entah ini kebetulan atau tidak. takdir atau keberuntungan.. aku berhasil memecahkan telur penjualan dari sekian waktu aku berpromosi di dunia online.. 'Fiuh..!! akhirnya..', batinku... Senang, Bangga, Puas dan terharu (hiks..) berpadu perasaanku saat itu.. Eh, beneran loh! hehehe.. mau lagi dunk dibeli... (Ngarep Mode:On)... Alhamdulillah, aku bisa untung Rp. 7.000.- dari penjualan sprei ku itu. Trus terang, aku ga pernah berpikir mendapat untung yang besar dari penjualan pertamaku ini. Esensinya adalah untung.

Hmm,, ada cerita unik dibalik keberhasilanku dalam melakukan penjualan pertamaku di dunia online ini..


(hehehe... sabar yah... aku lagi minta izin dari si empunya nama. Yaitu orang yang pertama kali membeli spreiku ini.... Nanti aku lanjut lagi... So Say-Tune on This Channel)


Sunday 15 November 2009

Sandy Collection Masuk Rekor MURI

"Negara-negara asing biasanya berebut memecahkan rekor seputar makanan. Pizza terbesar atau sosis terpanjang. Namun Sandy collection memilih produk lain: membuat bed cover dan sprei terbesar.

Produsen sprei dan bed cover yang berlokasi di kawasan Lebak Indah Surabaya ini Memproduksi sprei terbesar berukuran 5,15 m x 7,1 m, sedangkan bed cover raksasanya berukuran 6 m x 8 m. Kedua produk ini masuk dalam Museum Rekor Indonesia (Muri) yang sertifikatnya diberikan langsung oleh pendiri Muri, Jaya Suprana, Sabtu (28/1).

“Prestasi ini cukup membanggakan karena mengutamakan nilai gotong royong dan kemitraan,” ujar Jaya Suprana.

Dibutuhkan waktu 3 bulan untuk menghasilkan kedua benda berukuran lebih dari biasa ini. “Alokasi waktu yang kita miliki sekitar 3 bulan dengan 3 jam kerja setiap harinya mulai jam 8 pagi,” kata Djaja Soetjianto, pemilik Sandy Collection. Pria berkacamata ini menuturkan ide menghasilkan dua benda tersebut tak lepas dari rasa nasionalisme, membuat sesuatu yang terbaik untuk bangsa. Rasa nasionalisme itu kian terwujud dengan warna merah-putih yang membalut kedua benda tersebut.

Semangat gotong royong dari 12 penjahit Sandy diakui Djaja meminimalisasi tingkat kesulitan. “Hampir tidak ada kendala berarti. Paling hanya saat pelipatan saja ada kesulitan karena ukurannya yang cukup besar,” imbuhnya.

Soal biaya sprei dan bed cover dari katun ini, Djaja enggan membeberkan.

Sumber : http://www.surabayapost.co.id/"

Monday 9 November 2009

Maafkan Aku "Bos"

Lepas dari rasa bersalahku bahwa Kamu adalah orang yang telah membawa ku ke Perusahaan ini,, rasa dari Kamu adalah teman sekaligus atasanku,, rasa dari jasa2 mu terhadap ku sampai saat ini,, sampai aku bisa menikmati segala kemudahan secara finansial,, sampai aku mengerti tentang lingkup usaha perusahaan kita,, sampai aku mengerti bahwa kamu tertutup untuk hal-hal finansial dan cash-flow perusahaan yang seharusnya kau bagi padaku karena aku butuh informasi itu untuk menggerakan perusahaan secara 'continue' yang kini tengah berada di ujung kesulitan akibat tidak ada penyelesaian hutang-hutang perusahaan kepada para Supplier yang Kamu sendiri tahu itu adalah sumber utama kita mendapatkan barang-barang inti (core) dari kebutuhan para customer yang bisa menutup hambatan finansial perusahaan kita.

Akhirnya, ku geret masalah ini kepada Para Komisioner yang sekaligus adalah bagian keluarga-mu juga serta merta berkontribusi dalam perintisan perusahaan peninggalan almarhum Ayah-mu dan memang Stake-Holder yang seharusnya kau pertanggung-jawabkan karena mereka telah mempercayakan-mu mengurus segala hal dari perusahaan kita.

Bila memang pada saat keputusan nanti, hingga akhirnya kau tahu bahwa aku telah mengeluh dan menggeret masalah ini kepada mereka, kau akan marah,benci bahkan muak terhadapku, aku siap BOS.

Aku akan terima cacian apapun yang akan keluar dari mulut dan pikiran-mu. Karena itu adalah bukti bahwa aku memang peduli terhadap-mu. Bukti bahwa aku berharap kesulitan perusahaan kita bisa terantisipasi karena akan banyak tangan2 yang berkompeten yang selama ini kau abaikan, yang selama ini mereka tunggu tentang Laporan Rugi-Laba Tahunan yang tak kunjung datang dari-mu. Mereka yang turut memikirkan dan membantu perusahaan kita keluar dari himpitan ini kelak karena tidak ada cara apapun yang bisa kau lakukan.

Tidak ubahnya juga kepedulian-ku terhadap rekan-rekan sejawat, yang saat ini membutuhkan perhatian dan kejelasan laju perusahaan. Mereka hanya terjejali ratusan tanya dan ratusan keputus-asaan terhadap nasib mereka saat ini. Nasib yang bisa kau segarkan dengan transaksi-transaksi penjualan dan pembelian barang, hingga mereka bisa bergerak dan bergerak. Tidak seperti saat ini. Mereka terlalu banyak meluruskan kaki di bagian gudang yang sepi barang-barang. Bagian gudang yang seperti tidak bernyawa karena tidak adanya kegiatan yang berarti selain duduk-duduk dan berdiam diri. Membuat mereka juga tidak bisa produktif. Membuat mereka juga sungkan, karena mereka merasa seperti 'Makan Gaji Buta'.

Dan bila memang nanti kau inginkan aku untuk hentas dari sana, aku akan terima BOS. Aku akan melakukan apapun yang kau minta meski itu adalah sebuah efek negatif pada karir dan keuangan-ku. Namun aku hanya bisa berpesan BOS,,

"Jadikan dirimu Pohon yang rindang. Yang dapat menaungi dan meneduhkan semua elemen di perusahaan... Jadikan dirimu karang. Yang mampu menahan semua ajakan2 yang hanya bisa membuat-mu terhempas pada masalah2 lama dan baru. Jadikan dirimu bakti. Yang bisa membanggakan Mamah, Alm. Ayah-mu, Adik2-mu dan semua keluarga-mu..."


Aku hanya bisa mengatakan 1 hal saat ini...

"MAAFKAN AKU BOS.."

Saturday 7 November 2009

Maju Mundur Buat Mulai

Berangkat dari ketidak-nyamanan aku terhadap kondisi perusahaan yang sudah tidak lagi 'kondusif',, maka aku putuskan untuk melakukan kegiatan sambilan dengan

mencoba berdagang secara Online yang rencananya nanti dilanjutkan ke Offline. Ya..,, hitung2 pasang kuda2 bila pada akhirnya perusahaan sudah tidak sanggup lagi

menahan segala biaya dan berujung pada pemulangan para karyawannya, alias dipecat2in... xixi

Langkah pertamaku adalah menentukan nama toko Online-ku terlebih dahulu.. Hmm,, ga ada salahnya memakai gabungan nama anak-ku,, begitu pikirku. Akhirnya aku beri nama 'Gifroo's Shop',, yang diambil dari nama ke-dua anakku Gifta dan Roofi. Terus aku buat di blogspot.com. Jadi deh gifroo.blogspot.com.

Langkah kedua, menentukan isi toko Online-ku. Browsing.. Serbu..!! hehehe... Hunting sana, hunting sini.. Kik sana, klik sini... Fiuh..,, ternyata ga mudah menentukan

barang yang cocok. Yang mudah dikenal. Yang bisa menjadi barang kebutuhan konsumen umum. Yang punya harga logis. Yang...,, Yang.... terus bermunculan

dikepalaku... Hingga pada akhirnya aku coba mengambil satu jenis barang untuk ku isi di toko Online-ku..,, hmm.. Pilihannya jatuh Handuk.. Loh kok Handuk? Iya..,

menurutku handuk merupakan barang yang mudah pakai dengan harga yang relatif terjangkau oleh calon pembeli.

Langkah ketiga, mencari distributor. Lagi-lagi perjalanan yang panjang. Browsing sana.. Browsing sini.. dan akhirnya ketemu. Beruntungnya lagi, lokasinya ga jauh dari rumah. Daerah Meruya-Ilir, Kb. Jeruk Jakarta-Barat. "Ideal nih..", pikirku.

Lalu ku layangkan Email.

Kepada Yth,
Bapak/Ibu pimpinan
di tempat

Saya Andi,, saya hendak bertanya tentang handuk yang ada di webiste Bapak/Ibu. Kiranya boleh saya minta keterangan tentang,,
- Katalog detail.
- Harga (mengingat di website tidak dicantumkan harganya)
- Bagaimana untuk menjadi Reseller? Apakah ada harga khusus dan atau minimal pembelian.

Demikian pertanyaan saya. Atas waktu dan perhatiaannya, saya ucapkan terima-kasih.

Salam

Andi


Esok harinya, aku cek email untuk melihat jawaban yang telah aku tanyakan. Wekh.. belum dijawab. Oh,, mungkin sibuk kali. Pikir ku demikian. Positif thinking aja deh.

Terus esoknya lagi, aku cek kembali.. Waduh,, masih belom dijawab. Mungkin sangat sibuk sekali kali yah?! Positif thinking lagi. Esoknya aku check lagi. Masih belum.

Esoknya lagi..,, belum juga... "WEW...,, ini mah emang ga respon..!!!" teriak ku. Akhirnya aku putuskan untuk cari distributor yang lain. Browsing lagi...!!
Finaly,, aku mendapatkan distributor juga. Walau letaknya agak jauh dari rumah,, namun sikap responsif dari mereka membuat aku kagum. Terbukti dari layangan email ku yang dijawab dengan cepat pada esok harinya. Ibu Sofie namanya. Lokasinya di daerah keranji, Ciputat.

Tang..ting..tung... hitung2 modal ternyata belum cukup buat beli grosiran handuk itu. Hmm,, mending promosi dulu aja kali yah. Sambil nunggu pembeli,, sambil juga nunggu modal cukup.. OK..

Langkah keempat, akhirnya aku promosi terlebih dahulu. Dengan pengetahuan Internet marketing ku yang terbatas, ku masuki beberapa iklan gratis yang tersedia di internet. Facebook juga tak luput dari promosiku.

Beberapa waktu berjalan, hingga tabunganku dari aku bekerja, sudah cukup untuk membeli 1 lusin handuk grosiran itu.

Tapi, aku jadi ragu. Gimana tidak, promosiku yang telah gencar aku lakukan saja tidak ada yang respon. Boro2 beli atau pesan,, sekedar tanya2 handuk aja belom ada. Hahaha....

Akhirnya aku urungkan niat menggunakan tabunganku untuk membeli handuk sebagai produk pertama jualan ku ini. Nanti jangan2 malah ga laku lagi. Nanti malah habis dipakai sendiri lagi oleh anak2-ku yang memang senang dengan hal2 baru dan ber-bau lucu. Nanti... nanti... Hajoh.. makin banyak pertimbangan berkecamuk di pikiranku.

Beli tidak.. beli tidak... Aku cuma bisa maju mundur. Ternyata memang susah menyetarakan keyakinan, tekad dan fakta. Maunya sih nekad beli, tapi kalo ga ada sinyal begitu gimana donk..??

ADA IDE ?? Hehehehe....