Thursday 22 October 2009

THAT'S YOUR CHOICE 'BOS'?

Sebut saja sebuah perusahaan tempat ku bekerja,, adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan barang-barang perabot rumah-tangga, pecah-belah, elektronik dsb, yang dijual kepada para tukang kredit keliling, melalui kelompok-kelompok kecil diberbagai tempat. Khususnya JABODETABEK. Dan tentu saja mereka (para tukang kredit) membayarnya dengan dicicil pula. Cicilan pembayaran dilakukan setiap minggu. Artinya, para tukang kredit itu, menyetorkan uang kepada perusahaanku, sesuai jadwal masing-masing orang/kelompok yang sudah ditentukan perusahaan.

Misal,, Mang 'Usup', mengko-ordinir 12 anak buah didaerah bekasi, punya jadwal hari Rabu. Maka, penyetoran dan atau pengiriman barang kepada Mang 'Usup', dilakukan juga pada hari itu.

Pimpinan (Bos) perusahaanku,, adalah pemimpin generasi ke-2. Pada awalnya, kira-kira Tahun 1985, perusahaan ini didirikan oleh Almarhum Ayahnya, hingga terjadi peralihan/penyerahan kepemimpinan kepada anaknya, yang kini menjadi Bos-ku, pada tahun 2004. Hingga pada tahun 2005, beliau (sang ayah) dipanggil oleh yang Maha Kuasa.

Hehe.. Back to JUDUL... (jadi ngelantur...xixi)

Kejayaan sang Ayah,, yang bisa membuat nama bisnisnya terdengar seperti ledakan-ledakan 'DASYAT',, ternyata sangat sulit dipertahankan oleh Bos-ku. Dahulu orang-orang, menganggap bahwa perusahaanku adalah ladang uang. Apapun yang dijual disini, sudah pasti laku keras. Malah ada istilah nyeleneh dari salah seseorang yang masih menjadi nasabah (istilah buat orang yang mengambil barang dari perusahaanku ini), mengatakan... "Dulu mah disini barang apa juga laku terjual... Tai kambing aja, kalo bisa dijual disini, pasti habis diambil nasabah..", begitu celotehnya..
"Hahaha...", aku hanya bisa tertawa mendengar celotehnya itu. Jelas bahwa, secara tidak langsung, dia merindukan gaya kepemimpinan lama, ketika masih digawangi oleh Almarhum Ayah Bos-ku..

Loh.. Kenapa begitu...?? Ternyata memang semua bersumber dari ketidak-mampuan Bos-ku memimpin serta me-manage bisnis ini dengan cara yang naturalis/alami. Bisnis yang dulu dibangun dengan rasa kepercayaan, kekeluargaan, kehangatan dan disiplin tinggi, ter-alpa dari Bos-ku yang notabene anak berpendidikan. Jebolan Starta 1, Fakultas Ekonomi di salah-satu kampus ternama yang berlokasi di Jakarta. Bisnis yang seharusnya mampu meletakan pos-pos keuangan bukan saja secara profesional namun harus proporsional ini, idealnya dapat di-implementasi dan diaplikasi dari teori-teori sejak di bangku kuliah. Bisnis yang seharusnya dimengerti,, bahwa pendapatan setoran saat ini adalah nilai mutlak yang harus ditahan guna melakukan pembayaran supplier dan biaya-biaya pokok usaha, hingga akumulasi keuntungan/profit dapat dihitung pada akhir tutup buku. Bukan biaya-biaya 'entertain' yang tidak jelas dan tidak menghasilkan bagi perusahaan. Bukan juga Prive-Prive/biaya-biaya pribadi yang kurang 'apik' dikeluarkan, guna mempertahankan gengsi semata. Dan sebagainya... Dan sebagainya..

Fiuh..!! Hingga saat ini.. perusahaan menanggung hutang-hutang yang entah dari mana lagi bisa ter-cover/tertutupi dengan baik. Pinjaman Bank ?? Sudah lelah aku menghitung semua Bank-Bank yang menjadi Debitur kami dan semuanya mengalami 'Bottle-Neck' alias kredit macet. Sementara itu,, bunga bank terus bergulir dan bergulir..

Belum lagi hutang pada supplier-supplier, yang lama tertunggak. Nyaris bengkak kuping-ku setiap hari mendengar caci-maki mereka.

"Pak.. Tolong atur pembayaran atas nota saya Yach !!! Sudah lama sekali nih.." , Cklik.. Telepon ditutup. tak lama kemudian,, "KRRIIIINGGGG...KRRIIINGGG"

"hALLOO.... Kapan Nota saya dibayar ???",, Bletakkk... Telepon dibanting..
"KRRIIIINGGGG...KRRIIINGGG..BRRRR"

"Hallo... Mau pesen barang apa lagi Pak?",, kata seorang supplier menawarkan. Wekh,,ini kata-kata yang selalu aku tunggu. Kata-kata yang membuat aku sedikit tenang. Kata-kata yang mengandung motivasi, hingga aku bersemangat mengambil secarik kertas dan menyebutkan barang-barang yang memang sudah kosong di gudang.

"Hmmm..,, ukuran 20-38 @4 Coly ya Bu... Terus, tipe B nomor 16 dan 18 @3 Dus saja.. Terus.. blabla..blabla..", Aku langsung menyerbunya dengan orderan yang memang sudah sangat dibutuhkan untuk mengisi gudang yang kosong. Kebetulan ditawari. Serbuuuuu..!!! Tapi...,,,

"Emangnya ini saya 'dinas sosial' Pak !!! Bayar dulu donkkk, Nota yang lama...", Seringai suara orang ditelp itu.... *ARGHHHHH* ,, mungkin begitu kali yah mimiknya.. hehehe..

Terus... Terus... dan Terusss... Telepon silih berganti berdering.. Yang rata-rata menanyakan pembayaran atas Nota-nota mereka... Yang rata-rata komplain.. Yang rata-rata tidak malu untuk marah-marah.. Hehehe..,, bodo ah!! Tugasku kini hanya menebalkan telinga dan Iman.. Moga-moga aja masih bisa tahan... Tapi,, sampai kapan BOSSSSSS...???!!!!

sementara itu, tidak kalah serunya gerutu-gerutu dari para nasabah yang mengeluh tentang ketersediaan barang di gudang.

"Pak... Bapak kan tau, tradisi para tukang kredit..? Setelah syawal (pasca Lebaran Idul Fitri-red),, kita kan harus sering-sering ngedorong untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.. Kalo barang-barangnya ga kumplit,, gimana saya bisa narikin setoran mereka...? Gimana saya bisa setor..? Terus,, gimana saya bisa makan..? Pak.., Pak.., Bapak..", Rengek salah seorang nasabah kepada ku ditengah ke-tertegunanku melihat mimiknya yang polos itu. Dalam hatiku bergumam,,,"Oh mamang,,, andai kau tau apa yang ku rasakan... Andai aku yang punya uang.. Andai aku ownernya.., pasti kamu akan mengerti,, betapa aku mencintaimu....",, wkwwk.. Sabar ea Mang.. Sabar...

"Lamlekum... Pak, ini list pesenan saya... Kalo besok ga dikirim,, saya mau pindah ke Bos yang lain... wasalam...",, terus ngeloyor pulang..
Jah.. ini orang..,, Ora ana tata-kramana ea.. Bablas pisan yach..?! Heuleuh..Heuleuh.. Orang dateng tuh, Minum-minum dulu kek..! ngobrol-ngobrol kek..! basa-basi kek..! atau Foto-foto sekalian gitu... Jiakaka..

Tapi akhirnya aku sadar bahwa memang tradisi ini seperti ritual yang memang sudah turun menurun. Hingga aku selalu memaklumi bahkan meng-amini segala keluhan yang mereka sampaikan. Baik secara halus, maupun secara terang-terangan. Toh,, sejauh ini,, mereka lancar kok setorannya.. Dan memang nyatanya, mereka yang berani komplain, yah yang lunas hutangnya itu... Kalo yang ga lunas,, paling cuma senyam-senyum aja.. Mungkin maksudnya cari simpati kali yah.. Biar dikasih barang lagi.. Atau, hanya ingin menunjukan gigi, walau tidak lunas, masih ada itikad baik bertandang ke sini.. Ya..Ya.. Asal jangan lupa sikat gigi yah mang... hehehe.. Kangkung tuh Nyelip.. xixixi

Begitulah kondisi perusahaan-ku saat ini.. Aku sendiri masih memberikan kesempatan pada Bos-ku (yang saat ini baru tergerak untuk melakukan lobi-lobi pada pihak Debitur.. Telat sih.. tapi Gpp,, yang penting ada usahanya.. Go..go..!) dalam beberapa saat ke depan, untuk menghentaskan problematika keuangan perusahaan, membantunya mengatur anak buah dalam bekerja secara intensif, membantunya menjaga nama besar bisnis yang dibangun oleh Ayahanda-nya tercinta, sebelum aku putuskan untuk mencoba mencari pekerjaan baru..

KEMANA ARAH USAHA INI INGIN 'KAU' LABUHKAN 'BOS' ???? THAT'S YOUR CHOICE...